Plugin LiteSpeed Cache adalah perlengkapan optimasi WordPress yang powerful dengan konfigurasi yang tepat. Inilah cara setting plugin LiteSpeed Cache terbaru.
Penggunaan plugin cache sangat memberikan dampak signifikan terhadap kecepatan website berbasis WordPress. Salah satu plugin optimasi cache yang ideal digunakan adalah LiteSpeed Cache. Bagaimana cara setting plugin LiteSpeed Cache agar WordPress makin ngebut?
Penggunaan plugin cache jika tidak dikonfigurasi dengan tepat dipastikan akan membuat WordPress kita tidak optimal. Yang terburuk adalah website makin lemot tidak jelas.
LiteSpeed Cache adalah salah satu plugin optimasi WordPress gratis yang sangat powerful asalkan dikonfigurasi dengan tepat.
Kami tidak akan panjang lebar menjelaskan tentang plugin LiteSpeed Cache karena jika Anda berada di panduan ini, maka Anda sudah paham tentang LiteSpeed Cache.
Satu hal lagi yang penting adalah, plugin LiteSpeed Cache akan berjalan dengan optimal di server hosting yang menggunakan teknologi LiteSpeed Web Server. Bagaimana jika server masih belum menggunakan LiteSpeed Web Server? Bisa digunakan namun fungsinya akan terbatas (fungsi cache tidak bisa digunakan).
- Panduan ini menggunakan LiteSpeed Cache versi v4.3
- Saat menulis panduan ini, WPNesia menggunakan plugin LiteSpeed Cache
- Dengan memadukan beberapa resep optimasi, hasilnya terlihat pada gambar berikut.
PageSpeed Insights
GTMetrix
Webpagetest
Diclaimer dan informasi:
- Tidak ada garansi konfigurasi ini sukses untuk WordPress Anda
- Menggunakan theme GeneratePress Premium
- Saat menulis panduan ini dan saat tes kecepatan dilakukan, WPNesia menggunakan cloud hosting DigitalOcean.
UPDATE: Agustus 2021.
Cara Setting Plugin LiteSpeed Cache
Sebelum bisa menggunakan layanan LiteSpeed Cache, Anda harus mendaftarkan domain. Silahkan melakukan request domain key di menu General. Jika sudah aktif, silahkan melanjutkan ke pengaturan berikut ini.
Menu Umum
Versi 4.0 ke atas ada penambahan fitur seperti Guest Mode dan Guest Optimization.
- Guest Mode: Aktif
- Guest Optimization: Nonaktif
- IP Server: masukkan IP server, hosting atau VPS.
Catatan: saya memilih menonaktifkan Guest Optimization karena fitur ini belum memuaskan dan berfungsi kurang baik. Saya mengalami kendala dengan tidak tampilnya gambar setelah mode Guest Optimization dalam keadaan aktif. Silahkan Anda mencoba sendiri bermain dengan fitur ini.
Menu Cache
Cache
- Enable Cache: ON
- Cache Logged-in Users: OFF
- Cache Commenters: OFF
- Cache REST API: ON
- Cache Login Page: ON
- Cache favicon.ico: ON
- Cache PHP Resources: ON
- Cache Mobile: OFF (matikan jika tema WordPress sudah responsive).
TTL
Biar semua di menu ini pada kondisi default / standar.
Purge
- Purge All On Upgrade: ON
- Serve Stale: OFF.
Exclude
Biar semua di menu ini pada kondisi default / standar.
ESI
- Enable ESI: OFF
- Cache Admin Bar: ON
- Cache Comment Form: ON.
Object
- Object Cache: OFF (ON jika hosting Anda memiliki fitur ini)
- Persistent Connection: ON
- Cache Wp-Admin: ON
- Store Transients: ON.
Browser
- Browser Cache: ON
- Browser Cache TTL: 31557600.
Advanced
- Improve HTTP/HTTPS Compatibility: OFF
- Instant Click: ON (pengunjung akan mendapatkan tampilan instan ketika klik link di dalam artikel, namun akan membuat kinerja server hosting menanjak karena penggunaan CPU meningkat). Tidak disarankan jika pengunjung web sudah ribuan.
Menu CDN
Menu CDN akan kami ulas tersendiri pada artikel khusus LiteSpeed Cache CDN. Untuk sementara, jika Anda belum menggunakan CDN, pengaturan di menu ini biarkan pada posisi standar.
Menu Image Optimization
Inilah nilai plus plugin LiteSpeed Cache. Pada kebanyakan plugin cache lain (contoh WP-Rocket, Swift Perfomance dan beberapa lainnya), fitur optimasi gambar ini adalah fitur berbayar atau gratis dengan batasan (kuota) terbatas.
Pada plugin LiteSpeed Cache, fitur optimasi gambar diberikan secara gratis dan (sementara ini) tidak terbatas. Dan meski gratis, fitur ini sangat powerful.
Image Optimization Settings
- Auto Request Cron: ON (biarkan optimasi gambar berjalan dibalik layar)
- Auto Pull Cron: ON
- Optimize Original Images: ON
- Remove Original Backups: ON (OFF jika Anda ingin gambar asli tidak dihapus setelah dioptimasi. Resikonya adalah storage hosting cepat penuh).
- Optimize Losslessly: OFF
- Preserve EXIF/XMP data: OFF
- Create WebP Versions: ON
- Image WebP Replacement: ON
- WebP For Extra srcset: ON
- WordPress Image Quality Control: 82.
Menu Page Optimization
Disinilah kuncinya. Kesuksesan pengaturan Page Optimization juga masih bergantung dengan spesifikasi, fitur dan kualitas hosting yang Anda gunakan. Apa yang kami informasikan di pengaturan ini belum tentu berjalan dengan baik di WordPress Anda.
Namun dari berbagai percobaan, setting berikut ini adalah yang kami rekomendasikan agar website WordPress Anda bisa mencapai potensi terbaiknya (baca: makin ngebut).
CSS Settings
- Perkecil CSS: Aktif
- Gabungkan CSS: Nonaktif (jika server hosting sudah menggunakan HTTP/2, jika masih HTTP/1.1 silahkan ON)
- Buat UCSS: Nonaktif
- Gabung CSS Eksternal dan Sebaris: Nonaktif
- Dorong HTTP/2 CSS: Aktif
- Muat CSS Secara Asinkron: Nonaktif
- CCSS Per URL: Nonaktif
- Pustaka CSS Asinkron Sebaris: Nonaktif
- Optimasi Tampilan Huruf: Standar
Catatan: Jika server hosting sudah mendukung HTTP/2 sangat tidak disarankan Combine ON. Namun jika Anda ingin mengaktifkan fitur ini dengan alasan skor lebih bagus ya silahkan. Pastikan tidak ada “crash” pada penampilan blog (berantakan). Silahkan melakukan eksperimen.
JS Settings
- Perkecil JS: Aktif
- Gabungkan JS: Nonaktif (alasan sama dengan JANGAN combine CSS)
- Gabung JS Eksternal dan Sebaris: Nonaktif
- Dorong HTTP/2 JS: Nonaktif
- Tangguhkan Pemuatan JS: Nonaktif.
Catatan: Jika server hosting sudah mendukung HTTP/2 sangat tidak disarankan Combine ON. Namun jika Anda ingin mengaktifkan fitur ini dengan alasan skor lebih bagus ya silahkan. Pastikan tidak ada fungsi yang hilang di blog. Silahkan melakukan eksperimen.
HTML Settings
- Perkecil HTML: Aktif
- Kontrol Pra-Ambil DNS: Aktif
- Hapus String Kueri: Aktif
- Muat Huruf Google Secara Asinkron: Nonaktif
- Hapus Huruf Google: Nonaktif
- Hapus Emoji WordPress: Aktif
- Remove Noscript Tags: Aktif.
Media Settings
- Lazy Load Images: Aktif
- Responsive Placeholder: OFF.
- LQIP Cloud Generator: OFF.
- Generate LQIP In Background: OFF.
- Lazy Load Iframes: Aktif
- Add Missing Sizes: Aktif
- Inline Lazy Load Images Library: Aktif.
Media Excludes
Untuk menghindari terjadinya CLS, kecualikan gambar logo dan featured image. Jika Anda menggunakan GeneratePress, bisa memasukkan classname is-logo-image dan wp-post-image.
Localization Settings
- Gravatar Cache: ON (jika Anda menampilkan Gravatar)
- Gravatar Cache Cron: ON (jika Anda menampilkan Gravatar).
Database
Cek database WordPress Anda di menu ini, jika masih menampilkan MyISAM, silahkan klik di sini untuk merubah ke innodb (backup dulu database sebelum melakukan langkah ini).
Crawler
Di menu ini, hanya konfigurasi bagian Sitemap Settings. Masukkan sitemap web Anda di Custom Sitemap dan Drop Domain from Sitemap ON.
Toolbox
Di menu Toolbox, yang perlu dikonfigurasi adalah bagian Heartbeat Control.
- Frontend Heartbeat Control: ON
- Backend Heartbeat Control: ON
- Editor Heartbeat: ON
- Heartbeat TTL: biarkan dalam value standar atau default.
Anda harus paham:
- Hasil bervariasi tergantung server hosting, racikan WordPress Anda dan sebagainya
- Skor di GTMetrix, PageSpeed Insights, Webpagetest bervariasi hasil akhirnya
- Nilai 100, skor A dan sebagainya bukan tujuan utama yang dikejar.
Jika bukan nilai dan skor yang menjadi rujukan, apa yang harus diperhatikan?
- GTMetrix: WordPress Anda harus memiliki “Page Load Timings” yang bagus. Bisa dilihat di bagian Timings. Semakin kecil waktunya, semakin bagus hasil akhir yang didapatkan.
- PageSpeed Insights: Yang harus diperhatikan adalah hasil pada Lab Data. Semakin kecil waktunya = semakin cepat website Anda diakses pengunjung.
- Webpagetest: Yang perlu diperhatikan disini adalah Web Vitals. Semakin kecil waktunya, maka semakin cepat.
Dan tentu akan sangat SUPER jika Anda mendapatkan hasil Fully Loaded Time dibawah 2 detik!
Baca juga: Cara Setting CDN QUIC Cloud dan Cloudflare di WordPress
Kesimpulan
Hasil akhirnya tentu kami berharap Anda sukses menerapkan cara setting plugin LiteSpeed Cache ini dan mendapatkan hasil akhir sesuai harapan. Akan kami ulas di artikel lain tentang optimasi WordPress di lain kesempatan.
Saya coba settingan ini malah performa jadi turun daripada settingan versi sendiri wkwkwk
Bismillah, yang petama saya ucapkan terima kasih kepada mas Danar selaku pemilik/owner blog wpnesia dot id atas tips dan triknya, jujur saya banyak belajar dari blog wpnesia… thanks mas
yang kedua ingin berbagi cerita/info… awalnya blog saya(supardotwebdotid) full pakai trik dari wpnesia, tapi suatu saat salah setting LiteSpeed Cache akbiatnya ada masalah di uji page speed. kemudian saya kembaikan ke setting defult litespeed cache ditambahkan setting lazy load image dimode on (aktif)… alhamdulillah FCP dan LCP teratasi.. barangkali pembaca wpneisa ada yang mengalami kasus seperti saya dan seperti kata mas danar bisa jadi trik untuk masing-masing blog agak beda tergantung dari berbagai faktor…Thanks
bismillah, saya sempat mengalami masalah di FCP dan LCP.. kemudian saya cona cetting setting standar recomended LS… alhamdulillah FCP, LCP teratasi…
btw.. terima kasih mas atas tips dan triknya…
Apakah bisa mengatasi Eliminate render-blocking resources menggunakan plugin LiteSpeed Cache?
atau menggunakan plugin cache lain.
Kalau saya pakai LS pakai pengaturan default aja, betul yang dibilang Masnya bahwa setiap web itu berbeda walau tema sama dan pegaturan sama, hasil belum tentu sama.
Gila.. ini website loadingnya ngebut banget.. 👌
Makasih mas, saya ikuti panduan ini tapi saya modif di bagian combine saya aktifkan 😀
Saya juga pakai gp, bermanfaat.
mungkin gw nya aja yg sial wkwkw, dari wp rocket kenceng, terus coba litespeed dengan settingan di atas, ancur wkwkwkw
mantab! 😀